Suaramerdeka.com / Setiawan Hendra Kelana / 20 September 2021, 14:43 WIB
SOLO, suaramerdeka.com – Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Surakarta melakukan penandatanganan kerja sama dengan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional (PRSSNI) Cabang Surakarta di bidang promosi dan ekspose kegiatan pariwisata.
Penandatanganan kerja sama yang berlangsung di The Sunan Hotel Solo Jumat, 18 September 2021 tersebut dihadiri pengurus BPPD Kota Surakarta dan para pelaku bisnis media penyiaran radio di Kota Solo.
Kerja sama kedua belah pihak tersebut ditandai dengan penandatanganan berkas memorandum of understanding (MoU) oleh Ketua BPPD Kota Surakarta, Retno Wulandari dan Ketua PRSSNI Cabang Surakarta, Kresna Wicaksono Nugroho.
Melalui perjanjian kerja sama ini diharapkan masing-masing pihak bisa meningkatkan kerja sama dan sinergi promosi untuk penguatan program pariwisata di Kota Surakarta
Dalam kesempatan tersebut sekaligus digelar diskusi “Radio Talk” bertajuk “Peran Radio dalam Promosi Pariwisata” yang menghadirkan narasumber Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, Anas Syahirul Alim dan praktisi senior radio, Guntoro Widiastanto.
Menurut Anas, dirinya masih sangat optimistis radio akan tetap eksis meski menghadapi tantangan di era disrupsi saat ini.
Justru sakarang format radio di era kekinian harus bisa memanfaatkan kemajuan platform komunikasi.
Jika itu bisa dilakukan maka peluang eksistensi radio dalam menjangkau audiens akan semakin besar.
Termasuk membantu mempromosikan sektor pariwisata.
“Kalau ada yang sering tanya, apakah radio masih ada maka selalu saya jawab radio masih eksis. Regenerasi audiens radio terus berjalan, kaum milineal masih tetap mendengarkan radio tentu dengan cara mereka. Selain saat di mobil, juga dengan streaming lewat gadget mereka,” katanya.
Berkembangnya kanal media baru berbasis internet membuat radio menghadapi tantangan yang besar.
Kuncinya ada pada kreativitas, adaptasi dan inovasi yang dibutuhkan radio untuk bertahan.
“Kompetisi radio tak hanya dengan sesama radio, atau dengan televisi maupun koran. Tetapi juga harus berkompetisi dan mengakomodasi media-media baru di era digital,” papar Anas.
Anas menambahkan radio punya peran yang sangat strategis untuk promosi dan pengembangan pariwisata.
Apalagi di tengah kondisi pariwisata yang sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Melalui narasinya, radio bisa menggerakkan masyarakat untuk bisa datang ke tempat wsiata dengan penggambaran yang lengkap.
Atau menggerakkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di lokasi wisata dan seterusnya.
“Kita berharap radio bisa menyuguhkan narasi cerita yang komplet tentang kegiatan wisata, sehingga terasa nikmat dikonsumsi sambil nyetir mobil atau berkegiatan lain,” ungkapnya.
Guntoro Widiastanto menambahkan, kunci pengelolaan radio agar tetap eksis ada di sumber daya manusia (SDM) dan programnya.
Contoh sederhana, pemahaman penyiar terhadap acara atau program yang dibawakan sangat penting.
Dia mengaku sering mengamati sebuah program siaran terasa kering karena penyiar kurang memiliki bekal terhadap acara yang dibawakan.
Dia juga menyarankan, untuk mendukung pariwisata, radio bisa menggunakan ikon-ikon tertentu baik program maupun lokasi-lokasi yang menjadi tujuan wisata dalam program siaran mereka.
Sementara itu Ketua BPPD Kota Surakarta, Retno Wulandari menuturkan di situasi pandemi yang membuat mobilitas dibatasi, minat mendengarkan radio semakin tinggi.
Momentum ini bisa digunakan untuk mendukung program percepatan kebangkitan sektor pariwisata
“Informasi tentang penerapan protokol kesehatan, capaian vaksinasi serta pembukaan destinasi wisata kembali sangat bermanfaat untuk masyarakat atau wisatawan yang akan datang ke Kota Solo,” tuturnya.
Artikel Asli : https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-041187881/radio-punya-peran-strategis-bangkitkan-pariwisata-akibat-dampak-pandemi?page=all