Pulihkan Ekonomi, Usaha Pariwisata di Sleman Dibantu Rp 68 M

Siaran Pers : Kemenparekraf Beri Pelatihan Penulisan Skenario Bagi Para Pelaku Ekraf di Medan 
October 29, 2020
Siaran Pers : Kemenparekraf Revitalisasi Destinasi Wisata untuk Tingkatkan Kualitas Pariwisata di Bali
October 30, 2020

Suaramerdeka.com /Amelia Hapsari /30 Oktober 2020, 06:45 WIB

SLEMAN, suaramerdeka.com – Pemerintah pusat bakal mengucurkan bantuan senilai Rp 68 miliar untuk membantu pemulihan ekonomi sektor pariwisata di Sleman. Skemanya, 70 persen diperuntukkan usaha hotel dan restoran sedangkan 30 persen sisanya didistribusikan ke destinasi dan desa wisata.

“Peruntukannya sebagian besar untuk usaha hotel dan restoran karena yang paling terdampak. Beberapa bulan mereka off, tidak ada operasional,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih, awal pekan ini.

Untuk bisa menerima bantuan ini, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Semisal kategori hotel, disyaratkan tertib pembayaran pajak dan punya tanda daftar usaha pariwisata. Saat ini, Dispar masih mendata nama-nama pelaku usaha pariwisata yang berhak menerima bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut.

Keseluruhan, hotel berbintang yang ada di Sleman berjumlah 85. Sementara, hotel non-bintang dan pondok wisata yang terdata di Pemkab sebanyak 200an serta ditambah usaha pariwisata lainnya. “Total dampak kerugian akibat Covid-19 belum diketahui, karena belum semua pelaku usaha pariwisata melapor,” ujarnya.

Dia pun mengimbau kepada para pengelola hotel non-bintang agar segera mengajukan verifikasi. Pasalnya, belum ada satupun yang melakukan pengajuan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono menyambut baik pemberian bantuan yang merupakan usulan dari BPP PHRI tersebut. “Bantuan ini sangat membantu kita untuk memperpanjang nafas agar tetap bertahan,” ujarnya.

Dia mengingatkan pengusaha hotel agar memperhatikan syarat penerima bantuan, serta pertanggungjawaban penggunaan dana. “Dana ini hibah maka harus ada pertanggungjawaban. Gunakan untuk kepentingan operasional hotel atau membayar tunggakan pajak agar beban usaha berkurang,” tukasnya.

Deddy menambahkan, kondisi perhotelan dan restoran di DIY sudah mulai menggeliat kendati baru tampak di bintang dua sampai dengan lima. Sementara hotel non-bintang dan bintang satu masih butuh ekstra kerja keras.

Harga yang ditawarkan pun saat ini belum terbilang normal, masih harga promo. Ditambah lagi mobilitas yang masih terbatas akibat pandemi Covid-19.(Amela Hapsari)

Artikel Asli : https://www.suaramerdeka.com/regional/kedu/245600-pulihkan-ekonomi-usaha-pariwisata-di-sleman-dibantu-rp-68-m

logo