PHRI Dorong Pemerintah Terapkan Travel Bubble untuk Selamatkan Pariwisata Bali

Berburu Diskon Akomodasi hingga 99 Persen di Hari Belanja Hotel Nasional
September 8, 2020
Kunjungan wisatawan ke Kepulauan Seribu tertinggi Agustus 2020
September 8, 2020

Kumparan.com / Konten Redaksi kumparan / 8 September 2020, 15:41 WIB

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melaporkan pariwisata di Pulau Bali kini dalam kondisi terpuruk. Di tutupnya akses wisatawan mancanegara membuat banyak hotel dan restoran terpaksa tutup.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, berharap pemerintah melakukan travel bubble, yakni kesepakatan antara dua negara atau lebih, yang berhasil mengontrol virus corona untuk menciptakan gelembung atau koridor perjalanan.

“Bali perlu travel bubble,” kata Maulana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Selasa (8/9).

Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas, dan menghindari kewajiban karantina mandiri.

Langkah tersebut juga dinilai bisa memudahkan masyarakat agar bisa melintasi perbatasan dengan kerumitan yang minimum.

Dengan demikian, wisatawan mancanegara bisa kembali berkunjung ke Bali sehingga industri hotel dan restoran bisa diselamatkan. Sebab menurut Maulana, selama ini okupansi hotel di Bali sangat ditopang wisman.

Apalagi di Bali banyak terdapat hotel dan restoran bintang lima, yang pangsa pasarnya wisatawan asing. Menurut Maulana, rata-rata tingkat okupansi hotel di Bali selama ini hanya 50 persen.

Dari angka tersebut, 25 persennya merupakan dari wisatawan asing. Sayangnya porsi tersebut tidak bisa digantikan oleh wisawatan domestik.

“Enggak mungkin digeser wisatawan domestik. Kami menganjurkan travel bubble, G to G untuk bantu okupansi. Kalau enggak, bisnisnya hancur. Enggak akan mungkin domestik kuat membantu Bali. (Wisatawan domestik) paling tinggi hanya 20 persen,” ujarnya.

Artikel Asli : https://kumparan.com/kumparanbisnis/phri-dorong-pemerintah-terapkan-travel-bubble-untuk-selamatkan-pariwisata-bali-1u9yOv1dMAa/full

Attachments

logo