Perjalanan Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Bidang Pariwisata Indonesia

Pelaku usaha akomodasi wisata di Yogyakarta jalani vaksinasi COVID-19
March 2, 2021
Lewat Dua Lini Koleksi Terbaru, Chocochips Mampu Bertahan di Tengah Pandemi
March 2, 2021

Medcom.id/ Raka Lestari / 02 Maret 2021, 14:05 WIB

Salah satu kampanye melawan covid-19 dari Kemenparekraf (Foto Ilustrasi: Kemenparekra) Salah satu kampanye melawan covid-19 dari Kemenparekraf (Foto Ilustrasi: Kemenparekra)

Jakarta: Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak cukup besar dari adanya pandemi covid-19. Bahkan di beberapa daerah, tidak sedikit pelaku pariwisata yang harus mengalami gulung tikar karena berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan.

Penutupan yang dilakukan oleh berbagai negara juga mengurangi jumlah kunjungan wisatawan luar negeri ke Indonesia. Berikut beberapa kejadian di dunia pariwisata Indonesia selama pandemi covid-19:

Aturan WNA masuk ke Indonesia (Februari 2020)

Pada 6 Februari 2020 Menteri Hukum dan HAM telah mengeluarkan peraturan, yaitu peraturan nomor 3 tahun 2020 tentang penghentian sementara, bebas Visa kunjungan sisa dan pemberian izin dalam keadaan terpaksa bagi warga negara rakyat Tiongkok.

Pada 28 Februari 2020, Menteri Hukum dan HAM juga telah mengeluarkan lebih lanjut peraturan Nomor 7 Tahun 2020 tentang pemberian Visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknyya virus korona.

Realokasi anggaran Kemenparekraf untuk penanganan covid-19 (April 2020)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan langkah-langkah strategis di masa tanggap darurat covid-19. Salah satunya merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat covid-19.

“Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukungan langsung pennanganan covid-19 yang dapat membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Menparekraf yang sedang menjabat pada saat itu, Wishnutama Kusubandio.

Sosialisasi Kenormalan Baru (Juni 2020)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta memberikan sosialisasi mengenai kenormalan baru dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kegiatan sosialisasi kenormalan baru ini lebih menekankan kepada pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan di rumah, di kantor dan di tempat umum yang merupakan tanggung jawab kita semua dan harus dimulai dari diri kita sendiri,” ujar Wishnutama Kusubandio yang pada saat itu menjabat sebagai Menparekraf.

Simulasi Protokol 3K Destinasi Pariwisata Nasional (November 2020)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan didukung 23 kementerian/lembaga menggelar simulasi protokol 3K (kesehatan, keamanan dan keselamatan) destinasi pariwisata nasional. Hal ini sebagai rangkaian paling akhir dari langkah penyusunan dan penerapan protokol kesehatan.

Upaya itu diharapkan mampu mendorong terciptanya kepercayaan wisatawan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Kegiatan berlangsung pada 12 November 2020 di Hotel Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menyimulasikan tiga skenario penanganan ketanggapdaruratan.

Pertama, skenario yang fokus pada penanganan early warning system pada peristiwa gempa bumi yang berpotensi tsunami. Kedua, skenario yang berfokus pada penanganan ketanggapdaruratan pada peristiwa kecelakaan wisatawan yang mengalami serangan jantung. Serta ketiga, skenario yang berfokus pada ketanggapdaruratan pada peristiwa pada kecelakaan kapal tenggelam.

Tingkatkan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Desember 2020)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan 6.606 pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif tersertifikasi “Indonesia Care” dengan komitmen kuat menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).

Hal itu guna meningkatkan kepercayaan konsumen di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Menparekraf saat itu, Wishnutama Kusubandio mengatakan, “Hingga saat ini telah dilakukan sertifikasi CHSE terhadap ribuan hotel/restoran serta usaha pariwisata lainnya di 34 provinsi di Indonesia.”

Program Tiga Pilar dari Kemenparekraf di penghujung 2020

Sandiaga Salahudin Uno, Menparekraf mengganikan Wishnutama, mengatakan bahwa ada tiga pilar yang akan menjadi program Kemenparekraf/Baparekraf dalam membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2021. Pertama adalah inovasi, yakni di antaranya dengan pendekatan Big Data untuk memetakan potensi dan menguatkan berbagai aspek pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pilar kedua adalah adaptasi, yakni membiasakan dan mendisiplinkan penerapan protokol CHSE (K4) di setiap destinasi pariwisata sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru. Salah satu terobosan yang dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf adalah dengan melakukan sertifikasi CHSE gratis.

Sementara pilar yang ketiga adalah kolaborasi. Kemenparekraf/Baparekraf sebagai fasilitator aktif akan berkolaborasi dengan ekosistem parekraf untuk dapat menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.

Artikel Asli : https://www.medcom.id/gaya/wisata/GNlqRn9b-perjalanan-satu-tahun-pandemi-covid-19-di-bidang-pariwisata-indonesia

logo