Suaramerdeka.com / Anindito AN / 3 Agustus 2020, 00:02 WIB
SRAGEN, suaramerdeka.com – Para seniman dalang, niyaga dan pesinden banyak yang menganggur karena kehilangan job pada masa pandemi Covid-19 ini. Orang yang hendak mementaskan wayang terpaksa membatalkan kegiatan, karena tidak mendapatkan izin dari aparat keamanan setempat. Akibatnya para seniman, baik dalang, niyaga atau pengiring pentas wayang dan pesinden menganggur. Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Jateng Ki Untung Wiyono merasakan hal itu. Mantan Bupati Sragen itu berinisiatif agar Sabtu dan Minggu ada pentas wayang kulit.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, Untung menyiapkan wayangan di lima lokasi. Tujuannya agar para dalang, niyaga dan pesinden tidak menganggur. ”Seniman yang terlibat pentas wayang kulit, diberi uang transport,” tutur Untung Wiyono disela pentas wayang kulit dengan lakon ”Pandawa Laku” di Joglo Taman nDayu Sabtu 1 Agustus yang ditayangkan secara live streaming. Untung sudah menyiapkan wayangan di lima titik penjuru mata angin di Kabupaten Sragen. Meliputi di Sragen belahan selatan, timur, utara, barat dan tengah.
Pentas wayang hanya mengundang puluhan orang dan menerapkan protokol kesehatan. Seperti pentas wayangan di Joglo Taman nDayu, hanya ditonton puluhan orang dan dihadiri dedengkot dalang Dalang Ki Manteb Sudharsono dan Dalang Ki Gusti Benowo, serta sejumlah dalang lainnya.
Ketua Korwil Pepadi Surakarta Gusti Benowo mengapresiasi pentas wayang bergilir di lima lokasi itu. Benowo memandang pentas wayangan itu nguripi para dalang, niyaga dan pesinden. Karena setelah pentas, mereka dapat uang transport. ”Sehingga tidak mengalami stres di rumah, akibat sepinya job wayang kulit,” tutur Gusti Benowo.
Setiap Sabtu
Dalang Sragen Ki Medot Sudharsono membenarkan adanya kegiatan wayangan bergilir yang akan digelar di lima lokasi. ”Pentas pertama sudah terlaksana di rumah saya di Desa Mojokerto Jumat (31/7) lalu,” ungkapnya, kemarin. Pentas berikutnya akan dilaksanakan sesuai jadwal tiap Sabtu atau Minggu. Gagasan Bupati Sepuh Untung Wiyono itu dilakukan agar para seniman pedalangan tidak patah semangat dan tetap terhibur, meski di masa pandemi sepi job.
Untung juga meminta agar Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, putri sulungnya untuk segera mengumpulkan para dalang se-Kabupaten Sragen, niyaga dan pesinden. Harapannya agar kegiatan pewayangan di Sragen tetap jalan dengan protokol kesehatan.
Selama pandemi Covid-19, praktis dalang sepi job. Itu tidak saja dialami dalang lokal. Dalang sekaliber Ki Manteb Sudharsono dan Gusti Benowo, mengalami dampak serupa, kehilangan job. ”Saya sudah menerima job pentas wayangan 16 Agustus, terpaksa batal,” ujar Ki Manteb Sudharsono dengan suara parau. Dalang Gusti Benowo menimpali, kalau dia sebenarnya juga mendapatkan tiga job ndalang, tapi semua tidak bisa dijalani, karena tidak ada izin pentas di masa pandemi Covid-19. ”Niki kula pun sekarat,” keluh Gusti Benowo lantang. Benowo juga minta agar Bupati segera meminta petunjuk atasan, kapan pentas wayang kulit di Sragen dan sejumlah daerah bisa diizinkan lagi.
Artikel Asli : https://www.suaramerdeka.com/regional/solo/236839-pepadi-gelar-pentas-wayang-kulit-tiap-akhir-pekan