Pengusaha Akui Wisatawan Naik 3 Kali Lipat Saat Libur Panjang

Kawasan Senggigi Mulai Bergeliat, Ini Strategi Dispar Lombok Barat
August 25, 2020
Protokol Kesehatan Bagi Pengelola/Pelaku Usaha Kreatif
August 25, 2020

Cnnindonesia.com / CNN Indonesia / 25 Agustus 2020, 14:27 WIB

Pelaku usaha pariwisata menyebut angka pelancong melonjak hingga tiga kali lipat pada momen libur panjang 1 Muharram pekan lalu. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf).

Jakarta, CNN Indonesia — Pelaku usaha pariwisata menyebut angka pelancong melonjak hingga tiga kali lipat pada momen libur panjang perayaan kemerdekaan RI dan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah pekan lalu.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansjah menyebut dibandingkan dengan rata-rata angka kunjungan sebelum libur panjang, kenaikan memang signifikan.

Ia menilai masyarakat tak mau melewatkan momen libur panjang, apalagi selama ini lebih banyak melakukan aktivitas dari rumah. Budijanto mengungkap puncak wisata terjadi pada Jumat (21/8).

Kawasan favorit yang banyak dikunjungi tak jauh-jauh dari provinsi Jawa Barat yakni Lembang, Puncak, dan Pangandaran. Namun, ia tak memiliki angka pasti jumlah kunjungan yang dimaksudnya.

“Kunjungan destinasi wisata long weekend rata-rata naik 3 lipat dari hari biasa yang umumnya sepi karena situasi pandemi,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/8).

Wisatawan Bali Melonjak

Senada, Ketua Asita Bali I Ketut Ardana menyatakan terjadi kenaikan signifikan pada tanggal 14 Agustus, sebanyak 2.500 wisatawan lokal tercatat menginjakkan kaki ke Pulau Dewata.

Ia berharap libur panjang menjadi momentum kebangkitan pariwisata Bali setelah sepi pengunjung selama 6 bulan belakangan. Meski masih jauh dari angka kunjungan normal, namun ia berharap angka ini dapat terus meningkat hingga akhir tahun.

Diketahui, angka wisatawan ke Bali pada 2019 mencapai 16,3 juta orang, terdiri dari 10 juta wisatawan lokal dan 6,3 juta wisatawan mancanegara. Untuk tahun ini, per Juni 2020 tercatat baru 1 juta wisatawan yang mampir ke Bali.

Menurut Ardana, rata-rata pengunjung lokal berasal dari kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

Sementara untuk pengeluaran rata-rata (spending) disebutnya masih relatif lemah jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Kata dia, tren wisata kini telah berubah, masyarakat lebih senang mengunjungi wisata alam dan tak tertarik melakukan kegiatan.

“Spending masih kurang. Sekarang wisatawan mencari destinasi yang aman, nyaman, dan sehat. Ke destinasi terbuka, trennya begitu dan ke depannya akan seperti itu, berbeda dengan sebelumnya,” ungkapnya.

Ia juga meyakinkan pelancong akan keamanan wisata di Bali. Ardana menuturkan pihaknya menjaga ketat protokol kesehatan dan melakukan pemantauan secara rutin dan menyeluruh.

“Harapan kami semua komponen pariwisata mengikuti aturan yang disarankan pemerintah dan Pemda Bali,” katanya.

Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar menyatakan momentum liburan berhasil dikantongi. Pada masa liburan pekan lalu hotel-hotel di provinsi Banten penuh terisi.

Kata Ashok, kebanyakan wisatawan melakukan pembelian di tempat (go show) dan tak melakukan reservasi. Kedatangan wisatawan ini diakuinya cukup membuat kewalahan, sebab pekerja dibatasi sementara pengunjung membludak.

“Saya dapat info untuk liburan panjang ini pada kebingungan cari tempat tinggal, pada penuh. Go show jadinya,” pungkasnya.

Artikel Asli : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200825104131-92-539019/pengusaha-akui-wisatawan-naik-3-kali-lipat-saat-libur-panjang

logo