Sindonews.com / Wilda Fajriah / 02 Maret 2022 , 12:13 WIB
JAKARTA – Belakangan ini desa wisata menjadi salah satu alternatif pariwisata yang tengah naik daun. Berlibur di desa wisata akan memberikan pengalaman yang kaya.
Bukan sekadar bertamasya, tapi juga bisa mendapatkan pengetahuan seputar desa wisata tersebut. Di samping itu, berwisata di Indonesia saja tidak memerlukan banyak bujet layaknya bepergian ke luar negeri. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan, kunjungan desa wisata meningkat 30 persen selama periode pandemi Covid-19.
“Desa wisata kunjungannya meningkat 30 persen, ini bukan angka yang kecil di tengah pandemi dan sulitnya ekonomi,” ungkap Sandiaga dalam webinar Peran Digitalisasi dalam Pengembangan Wisata Lokal ‘Desa Wisata’ di Tengah Pandemi, Rabu (2/3/2022).
Melihat peluang tersebut, tentunya banyak desa-desa yang juga ingin mendapatkan gelar ‘Desa Wisata’ sehingga bisa menarik wisatawan yang pada akhirnya bisa menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat.
Menjawab pertanyaan tersebut, Menparekraf Sandiaga pun membeberkan syarat suatu desa bisa menjadi desa wisata.
Sandiaga mengatakan, dirinya yakin bahwa setiap desa pasti memiliki keindahan alam. Namun, tidak semua warga bisa mengolah keindahan tersebut. Karenanya, penting untuk dilakukan kerjasama supaya alam yang indah tersebut bisa diolah dan menjadi tempat wisata.
Budaya merupakan salah satu faktor yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Ketika warga suatu desa bisa bekerjasama memperkenalkan budaya tersebut ke ranah publik, tentunya akan menarik perhatian wisatawan yang pada akhirnya mereka akan berkunjung ke desa wisata tersebut. “Termasuk produk ekonomi kreatif seperti suvenir, fashion, kriya, kuliner, atau kelembagaan,” jelas Sandiaga.
Menurut Sandiaga, sanitasi yang baik bahkan berkelas internasional merupakan salah satu faktor penting di tengah pandemi Covid-19. Kebersihan suatu toilet sangat menjadi pendukung wisatawan akan berkunjung kembali.
Suatu desa wisata juga harus memiliki akomodasi penginapan, misalnya homestay. Pasalnya, wisatawan bisa datang dari mana saja, bahkan dari luar negeri. Maka, penting bagi desa wisata untuk menyediakan akomodasi penginapan yang tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
Suatu desa wisata yang memiliki fasilitas lengkap pun tidak akan dikenal publik jika mereka tidak melakukan promosi. Karenanya, era digital ini merupakan kesempatan yang luas bagi desa wisata untuk membuat konten kreatif guna menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerahnya.
“Digital dan konten kreatif. Kita mendorong agar desa wisata memiliki event berdasarkan kearifan lokal,” ungkap Sandiaga.
Artikel asli : https://lifestyle.sindonews.com/read/700859/156/menparekraf-sandiaga-uno-ungkap-5-syarat-utama-untuk-menjadi-desa-wisata-1646197387/20