Medcom.id/ A. Firdaus / 27 Juli 2022 , 14:20 WIB
Ulakan: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno terpesona dengan Desa Wisata Green Talao Park (GTP). Desa yang berada di Sumatera Barat tersebut dikenal dengan destinasi GTP atau mangrove sepanjang 1,8 kilometer yang merupakan trekking terpanjang di Sumatera Barat (Sumbar).
Ulakan merupakan salah satu dari 50 desa Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Desa yang berada di Kecamatan Ulakan Tapakis ini merupakan upaya dari Kemenparekraf/Baparekraf membangkitkan ekonomi desa.
Saat mengunjungi desa ini, Menparekraf Sandiaga menaiki bendi menuju destinasi wisata tersebut. Kemudian ia berjalan kaki diiringi oleh Tari Gelombang dan Silek serta Siriah Carano.
”Kami sangat terpesona. Bukan hanya keindahan alam dan juga adat istiadat budaya, tapi juga wisata religi. Oleh karena itu, kami ucapkan selamat untuk Pak Bupati dan seluruh masyarakat di Padang Pariaman yang berhasil menembus 50 besar desa wisata terbaik Indonesia,” ucap Menparekraf Sandiaga.
“Kita gali terus potensi untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Karena saya lihat banyak sekali lapangan kerja yang tercipta di sini. Dan ini kita akan berikan pendampingan oleh Astra,” kata Sandi disambut riuh tepuk tangan masyarakat.
Menparekraf Sandiaga mengapresiasi potensi destinasi Desa Wisata GTP Ulakan. Menurutnya, desa ini luar biasa. Terutama tadi paket-paket Lokan, Nipah, trekking mangrove yang sekarang lagi dikembangkan sebagai pariwisata berbasis keberlanjutan, Environmental sustainability, ecotourism. Dan ini merupakan andalan yang bisa terus dipromosikan.
“Harapannya Desa Wisata GTP Ulakan ini bisa menjadi magnet daya tarik. Apalagi, kita mau membuka penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke BIM (Bandara Internasional Minangkabau, red). Dan ini sudah banyak permintaan. Kita sudah dapat komitmen dari maskapai penerbangan, akan segera kami realisasikan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi,” beber Menparekraf Sandiaga.
Terkait rencana Provinsi Sumbar akan menjadi tuan rumah World Islamic Economic Trade Forum 2023, Menparekraf Sandiaga mengungkapkan bahwa komunikasi kegiatan tersebut sudah terbuka antara pusat dan seluruh jajaran pemerintah daerah Sumbar.
”Dan kita telah membentuk tim kecil. Tadi sudah melaporkan kepada bapak Gubernur dan pak Wali Kota Padang. Nanti juga akan melibatkan seluruh bupati dan wali kota. Rencananya akan disandingkan dengan pertemuan ulama besar sedunia. Yang back to back nanti dengan World Islamic Economic Trade Forum,” kata Menparekraf Sandiaga.
“Yang mengambil tema adalah ekonomi Islam dan potensi pariwisata halal atau moslem friendly tourism. Ini tentunya panitia lokal sedang menyiapkan. Kami akan mengoordinasikan di tingkat kementerian dan lembaga mengenai waktu, tempat, sekaligus rangkaian acaranya yang akan melibatkan desa-desa wisata atau nagari-nagari yang ada di Sumatera Barat,” sambungnya.
Desa Wisata GTP Ulakan terletak di dataran rendah dengan ketinggian 2 MDPL. Desa ini memiliki daerah pesisir pantai sepanjang 4 kilometer.
Lokasi Desa GTP Ulakan berjarak 18.4 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau atau dapat ditempuh dengan 30 menit perjalanan darat. Pesisir pantai dengan estuaria mangrove yang dikelola menjadi destinasi ekowisata dan edukasi Green Talao Park. Destinasi tersebut memiliki daya tarik treking mangrove sepanjang 1,8 km dan keaneka ragaman hayati dan budaya masyarakat.
Kawasan ini juga tersinergi langsung dengan makam Syekh Burhanudin sebagai pusat wisata religi di Sumatera Barat dan Kawasan Taman Wisata Pulau (TWP Pieh). Bicara seni budaya, desa tersebut memiliki potensi menarik. Seperti tradisi atau ritual Basapa. Yaitu ritual yang dihadiri oleh para peziarah dari seluruh jamaah Syatariah di nusantara ke kawasan wisata religi makam Syekh Burhanudin Ulakan.
Kemudian ada Kesenian Randai Ulu Ambek. Merupakan seni pertunjukan yang bersumber dari seni bela diri pencak silat tanpa ada persentuhan fisik di antara dua petarung yang menampilkan konflik atau pertarungan secara estetis. Pertunjukan ini berasal dari Tandikek, pesisir barat Minangkabau yang saat ini meliputi wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Sementara Bagalombang merupakan tari tradisional Minangkabau yang selalu dipersembahkan sebagai tarian penyambutan tamu dalam berbagai upacara adat Minangkabau, seperti penobatan Penghulu (kepala suku), pernikahan, turun mandi, dan Alek Nagari. Ada Tambua Tansa yang menjadi sajian kesenian yang lestari dan dapat dinikmati wisatawan di Desa Wisata GTP Ulakan.
Kesenian ini terus dibina dalam Sanggar Seni Nagari dan Green Talao Park. Itu pun memberi ruang dalam festival kesenian yang digelar didestinasi wisata Tambua Tasa. Itu adalah kesenian khas daerah Pariaman, Sumatera Barat berupa alat musik perkusi yang terdiri dari dua alat musik yaitu Gandang Tambua dan Gandang Tasa.
Para wisatawan juga dapat berburu kuliner seperti Kapalo Lauak Ikan, Talao/Estuaria, Rendang Lokan, Rakik Kapitiang, Anyang Katam, dan Es Buah Nipah. Sementara souvenir, ada lampu hias dari Kulit lokan, gelas dan pernak pernik dari bambu, dan banyak lagi.
Seperti halnya desa wisata yang lain, destinasi wisata di desa itu telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.
Artikel asli : https://www.medcom.id/gaya/wisata/akWPE33K-menparekraf-sandiaga-terpesona-dengan-kekayaan-wisata-desa-green-talao-park