Suaramerdeka.com / Siswo Ariwibowo/ 17 Februari 2021, 19:33 WIB
SEMARANG, suaramerdeka.com – Masjid sebagai salah satu khazanah penting umat Islam, keberadaannya begitu dibutuhkan. Dewasa ini, masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah, namun juga memiliki banyak potensi lain, di antaranya sebagai pusat ekonomi kreatif, pembinaan masyarakat, dan sejumlah hal penting lainnya.
“Kita harus mampu menjadikan masjid sebagai sentral ekonomi kreatif. Maka ke depan harus terus berinovasi, berkolaborasi dan beradaptasi,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Indonesia Sandiaga Salahudin Uno.
Ia mengatakan hal itu saat menjadi narasumber di acara webinar nasional yang diselenggarakan pimpinan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (17/2). Webinar bertajuk “Masjid Sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat”.
Selain Sandiaga Uno, acara yang dimoderatori Prof Dr Ahmad Rofiq itu juga menghadirkan sejumlah narasumber lainnya seperti, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla, Ketua Baznas Prof Dr KH Noor Achmad, Kepala perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Pribadi Santoso.
Selain itu, turut hadir Ketua DMI Jateng, KH Achmad, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji, pimpinan Bank Syariah Indonesia Semarang Imam Hidayat Sunarto, dan sejumlah tokoh lainnya
Pada kesempatan itu, Sandiaga Uno menyampaikan materi tentang “blueprint pengembangan wisata religi dan ekonomi kreatif berbasis masjid”.
Menurut Sandiaga, sejarah mencatat hadirnya kota-kota besar di Indonesia tidak lepas dari adanya masjid, sehingga menjadikannya sebagai komponen pembentukan peradaban manusia.
“Sebagian besar masjid-masjid yang dibangun sebelum Abad 15 Masehi masih berdiri megah dan kokoh hingga sekarang. Ini patut kita syukuri,” terangnya.
Selain itu, pada perkembangannya masjid juga menjadi identitas suatu kota atau daerah hingga saat ini, seperti di Kota Banda Aceh ada Masjid Baiturahman, Masjid Agung Demak di Kabupaten Demak, dan sejumlah masjid bersejarah lainnya. Umumnya masjid menjadi tempat ibadah sekaligus tempat ziarah seiring perkembangan yang ada.
“Maka besar potensinya untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata, khususnya wisata religi,” ujarnya.
Selain itu, masjid juga dikembangkan sebagai pusat budaya, wisata religi, dan sejarah. Wisata religi, kata dia bisa diangkat sebagai pencerminan agama Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta).
“Prinsipnya, kami mendukung masjid sebagai salah satu komponen wisata religi. Misalnya, Masjid Agung Demak terdapat sejarah makam Sultan Demak. MAJT mengingatkan keindahan masjid Nabawi Madinah,” imbuhnya.
Ketua DMI Pusat Jusuf Kalla mengajak masyarakat untuk bersama sama memajukan umat melalui pemberdayaan masjid. Menurut Jusuf Kalla, banyak hal yang dapat dilakukan dalam memakmurkan masjid, misalnya turut serta membangun masjid, memelihara, salat berjamaah.
Semua itu, kata dia, salah satu upaya untuk memakmurkan masjid.
Ia menambahkan, masjid memiliki banyak fungsi, selain sebagai fungsi ibadah, juga sebagai pusat pendidikan, ekonomi umat, pembinaan masyarakat, dan hal penting lainnya.
“Karena itu, masjid yang jumlahnya mencapai 800 ribu an itu dapat dijadikan sebagai media pembangunan ekonomi umat atau hal penting lainnya,” katanya.
Sekretaris MAJT KH Muhyiddin menuturkan, televisi MAJT merupakan televisi yang dikelola pengurus MAJT yang hidup, berkembang dan beraktivitas dengan dukungan dan bimbingan dari televisi kampus Udinus.
Ia menjelaskan, dalam rangka hari lahir TV MAJT yang keempat, diselenggarakan acara berupa Digital Muslim Festival yang meliputi tiga rangkaian acara, satu lomba fotografi tentang MAJT yang diselenggarakan awal Februari 2021.
Kedua, Islamic Fashion Show yang diselenggarakan pada 14 Februari lalu, dan ketiga webinar nasional.
“Diharapkan dari webinar nasional ini dapat mengedukasi para pengelola masjid, umat dan jemaat untuk tetap berinovasi dalam mencari solusi dalam menghadapi permasalahan ekonomi umat,” katanya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, saat ini banyak media untuk memudahkan dalam beramal dan bersedekah atau hal penting lainnya, sehingga memudahkan para orang kaya atau siapapun yang ingin bersedekah, infaq maupun zakat lewat masjid atau musala yang dituju.
“Saat ini sudah masuk era digital. Cukup melihat aplikasi Kris, dana bisa dikirim dan dipantau,” katanya
Sebelum acara webinar nasional berlangsung, dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman antara Bank Syariah Indonesia dengan Dewan Indonesia Jawa Tengah.
Artikel Asli : https://www.suaramerdeka.com/news/ekonomi-dan-bisnis/255059-menparekraf-jadikan-masjid-sebagai-pusat-ekonomi-kreatif?page=all