Libur Panjang, Okupansi Hotel di Solo Meningkat

Gunung Bromo Kembali Dibuka 28 Agustus 2020
August 25, 2020
Kawasan Senggigi Mulai Bergeliat, Ini Strategi Dispar Lombok Barat
August 25, 2020

Suaramerdeka.com / Langgeng Widodo / 25 Agustus 2020, 13:50 WIB

SOLO, suaramerdeka.com – Okupansi sejumlah hotel di Solo meningkat cukup signifikan, menyusul libur panjang (long weekend) di Bulan Agustus, yakni 15, 16 dan 17 Agustus HUT Kemerdekaan RI serta tahun baru Hijriyah, 1 Muharam yang diikuti cuti bersama tanggal 20 dan 21 yang berlanjut Sabtu dan Minggu, 22 dan 23 Agustus.

Hal itu dikatakan Basid Burhanudin, sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, usai pertemuan dengan sejumlah general manager (GM) di Alana Hotel Solo, kemarin. Pertemuan informal itu berlangsung gayeng, semua GM hotel memakai t-shirt bertuliskan “di Hotel Aja”.

Lebih lanjut dia mengatakan, strategi hotel yang dikembangkan saat ini kebanyakan pasar wedding package atau paket pernikahan. Di mana, kata GM Amrani Hotel Solo itu, masyarakat membutuhkan tempat yang aman dan nyaman, sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan covid 19. Sejumlah hotel di Solo juga sudah me-launching wedding package, dengan segala kelebihannya, agar diketahui masyarakat, terutama yang mau menikah.

“Manajemen hotel sangat konsen untuk menjaga keberlangsungan usaha agar para karyawan bisa bekerja dengan normal kembali. Saat ini masih berlaku unpaid leave bagi semua karyawan, sehingga penerimaan gaji karyawan belum seutuhnya,” kata dia.

Hal senada dikatakan Pejabat Humas PHRI Solo, Sistho A. Srestho. Bahkan menurut GM Hotel Alana itu, kenaikan okupansi sudah terjadi pada hari libur Idul Adha, 31 Juli. Kenaikan okupansi didominasi hotel-hotel bintang empat. Sebab, mayoritas tamu dari kalangan keluarga yang butuh kamar luas dan fasilitas lain yang diminati pengunjung keluarga.

“Laporan yang kami terima, okupansi hotel saat long weekend naik menjadi 25-28 persen, dibandingkan hari-hari biasa. Tidak semua hotel mengalami peningkatan. Ini wajar, karena tamu bukan dari kalangan group,” beber Sistho.

Sistho optimistis, bisnis perhotelan kembali menggeliat. Namun pihaknya merasa masih dibayangi kekhawatiran soal dampak resesi ekonomi dan kemungkinan terjadinya gelombang kedua covid-19. Sehingga tidak bisa diprediksi secara pasti target yang akan dicapai.

“Kalau di hotel kami, okupansi lumayan tinggi di angka 56 persen. Artinya sekitar 127 kamar terisi saat ini. Karena ada tamu dari kalangan group ditambah libur panjang kemarin,” kata pria tinggi besar berkaca mata itu.

Artikel Asli : https://www.suaramerdeka.com/news/ekonomi-dan-bisnis/238762-libur-panjang-okupansi-hotel-di-solo-meningkat

logo