Suaramerdeka.com / Gading Persada / 4 Agustus 2020, 22:22 WIB
YOGYAKARTA, suaramerdeka.com – Badan Otorita Borobudur terus mengkampanyekan program gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) sebagai bentuk apresiasi terhadap para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid-19.
Setelah menerapkannya ke sejumlah destinasi wisata di DIY, kali ini satuan kerja di bawah Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) itu segera menerapkannya ke destinasi wisata di Jateng.
“Dua pekan lalu gerakan BISA ini sudah mulai kami terapkan di DIY. Ada sekitar 8 destinasi wisata di DIY yang kami terapkan, nah, segera kami lakukan hal serupa untuk destinasi wisata di Jateng,” papar Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Indah Juanita, kemarin.
Menurutnya, potensi destinasi wisata Jateng sangatlah besar dan tak kalah dengan DIY. Terlebih, instansi yang dikomandoinya ini juga punya wilayah pengelolaan di wilayah Jateng.
“Kedepan memang kami berencana untuk berkolaborasi dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan Gerakan BISA di Destinasi Wisata Jawa Tengah khususnya sekitar Candi Borobudur,” papar wanita berhijab ini.
Di DIY, BOB berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata (Dinpar) Provinsi DIY untuk menjalankan Gerakan BISA. Program ini diwujudkan dengan memberikan sejumlah bantuan berupa fasilitas posko kesehatan beserta kelengkapannya dan peralatan kebersihan antara lain sapu lidi, serok sampah, dan tempat sampah.
Bertempat di Kantor Badan Otorita Borobudur, kawasan Kotabaru, Kota Jogja (25/7), bantuan diserahkan langsung Indah Juanita kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul dan disaksikan Singgih Raharjo selaku Kepala Dinas Pariwisata Provinsi DIY.
“Gerakan BISA dilakukan guna mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif paska pandemi Covid-19,” tutur Indah.
Selain itu, gerakan BISA bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan bahwa destinasi wisata DIY kembali aman untuk dikunjungi.
Selain Gerakan BISA, BOB juga telah menyiapkan program pemulihan destinasi melalui kegiatan sosialisasi serta pendampingan protokol kesehatan era adaptasi kebiasaan baru sektor Parekraf.
Kegiatan ini nantinya akan dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM melalui workshop dan pendampingan konten digital yang tujuannya untuk membangkitkan semangat optimisme bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Jateng-DIY.
“Pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri memberikan efek besar pada seluruh rantai nilai pariwisata. Dipastikan tren pariwisata berubah seiring isu kesehatan, kebersihan serta keamanan dan keselamatan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan. Maka penting bagi seluruh stakeholder pariwisata menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” paparnya.
Gerakan BISA di DIY tersebar di 8 titik destinasi pariwisata, yang terdiri dari Sungai Mudal, Pule Payung di Kabupaten Kulon Progo. Kabupaten Gunungkidul di Pantai Krakal, Telaga Jonge, Pantai Sepanjang, dan Geosite Ngingrong. Kabupaten Sleman di Embung Senja dan Bukit Teletubies.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menambahkan dalam menjalankan program BISA, pihaknya menggandeng Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota dan memberdayakan pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang terdampak ekonominya selama pandemi.
“Pemerintah Provinsi DIY memang telah membuka sektor pariwisata secara bertahap dengan protokol kesehatan yang ketat. Pembukaan sektor pariwisata ini harus dilaksanakan dengan bertanggung jawab dan mengutamakan kesehatan, kebersihan, keselamatan dan keamanan,” tandas Singgih.