Suaramerdeka.com / Hendra Setiawan / 21 Juli 2020 , 00:02 WIB
SEMARANG, suaramerdeka.com – Beberapa sektor usaha pariwisata mulai dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan oleh pelaku pariwisata bagi pekerja dan wisatawan di destinasi wisata tersebut memegang peranan penting dalam upaya mengembalikan kepercayaan publik untuk berkunjung.
Mengingat pentingnya hal tersebut, DPD Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Jateng menggelar simulasi dan sosialisasi protokol kesehatan bagi pelaku wisata bidang rumah makan serta destinasi wisata pada pertengahan pekan lalu. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 48 peserta.
Mereka berasal dari biro perjalanan wisata di Jawa Tengah, serta perwakilan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita). Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (APPI), dan Asosiasi Wisata Agro Indonesia (AWAI). Acara tersebut juga dihadiri perwakilan DPP IPI.
”Pariwisata adalah bisnis yang sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan. Dibutuhkan rasa aman, sehat dan nyaman untuk membangun kembali kepercayaan tersebut. Karena itu, simulasi dan sosialisasi protokol kesehatan bagi pelaku wisata ini sangat penting. Hal itu untuk mengindari adanya penularan baru di tempat wisata,” ungkap Arif Kristyanto, Kabid Pengembangan SDM dan Litbang DPP IPI.
Di Lokasi
Simulasi dan sosialisasi dilakukan langsung di tempat wisata dan rumah makan. Tempat wisata tersebut di antaranya adalah Banyumili Kabupaten Semarang, Owabong Purbalingga, Golaga, Green Sabin Purbalingga, dan Rafting D Jozz Banjarnegara.
Adapun rumah makan yang disinggahi RM Harmoni Wonosobo dan Sari Rahayu Banjarnegara. Di tempat wisata dan rumah makan itu peserta melakukan sosialisasi dan simulasi protokol kesehatan di sektor pariwisata yang berlandaskan atas tiga isu utama, yakni kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
”Kesiapan Kampoeng Banyumili dalam menyambut adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata ini adalah dengan menerapkan 5 M, yakni memakai masker, mencuci tangan secara berkala, mengecek suhu badan, menjaga jarak, dan membawa hand sanitizer. Itu berlaku untuk karyawan dan seluruh pengunjung,” terang Atika Arisanti, pemilik Kampoeng Banyumili Kabupaten Semarang.
”Protokol kesehatan itu harus dilaksanakan dengan kedisiplinan tinggi. Itu penting untuk mendukung kepercayaan publik di sektor pariwisata. Karena itu, kami tegas tapi sopan menegur siapapun yang melanggar ketentuan tersebut,” sambungnya.
Artikel Asli : https://www.suaramerdeka.com/regional/semarang/235389-ipi-jateng-berupaya-kembalikan-kepercayaan-wisatawan