Industri Batik Perlu Didukung untuk Tingkatkan Ekonomi

Hotel di Kawasan Pariwisata Diperkirakan Kembali Ramai Mei 2021
December 10, 2020
Tarik wisatawan, Asita DIY andalkan jaminan protokol kesehatan
December 10, 2020

Medcom.id/Angga Bratadharma / 10 Desember 2020 ,15:52 WIB

Jakarta: Industri di dalam negeri perlu terus didukung agar mampu tumbuh maksimal terutama di masa pandemi covid-19 sekarang ini. Salah satu industri yang perlu mendapat dorongan yakni industri batik mengingat batik merupakan salah satu hasil karya bangsa Indonesia yang banyak dikagumi di berbagai negara di dunia.

Batik juga menjadi warisan budaya Indonesia yang turut menggerakkan perekonomian masyarakat. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, nilai ekspor batik pada semester pertama tahun ini mencapai USD21,54 juta atau setara Rp321 miliar dan menjadi salah satu pemasukan devisa negara.

Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa adalah beberapa negara tujuan utama ekspor batik Indonesia. Lantaran memiliki potensi yang besar sekaligus menjadi identitas bangsa maka sewajarnya industri batik terus didukung yang harapannya juga berdampak terhadap meningkatnya kontribusi industri batik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal itu yang membuat Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) bekerja sama dengan Indika Foundation meresmikan Rumah Belajar Batik di Semarang, Jawa Tengah. Upaya tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan ekonomi dan menjaga kelestarian budaya.

CEO dan Founder YCAB Foundation Veronica Colondam mengatakan melalui Rumah Belajar Batik Semarang, YCAB Foundation bukan saja mengajarkan keterampilan membatik tapi mendidik mereka untuk menjadi pengusaha batik atau minimal diharapkan masyarakat setempat dapat menjadi pembatik yang memiliki akses pasar online.

“Jadi misi YCAB bukan sekadar mengajar keterampilan, tapi menjadikan mereka mandiri melalui pekerjaan dengan penghasilan tetap. Jika memungkinkan, kita berharap mereka dapat menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian, semua diberdayakan turut mengentaskan kemiskinan secara berkelanjutan,” kata Veronica, Kamis, 10 Desember 2020.

Ia menjelaskan peresmian Rumah Belajar Batik Semarang merupakan upaya gotong royong untuk melestarikan budaya nasional serta menggairahkan industri batik di Indonesia. Rumah Belajar ini diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta mampu mengurangi pengangguran usia produktif dari kalangan pra-sejahtera.

Lebih dari 120 peserta menerima pelatihan membatik, pendampingan kewirausahaan, dan pemasaran secara online sehingga mereka mampu membangun bisnis yang berkelanjutan. Kelompok Batik Sekar Wangi, misalnya, yang telah menjual sekitar 100 produk batik baik dalam bentuk kain maupun pakaian jadi.

Kelompok ini kini terus mengembangkan usaha mereka di wilayah Boja dan mendapatkan bantuan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kendal untuk mengembangkan bisnis serta sanggar mereka. Pada tahap pertama di akhir pelatihan, setiap kelompok akan menerima bantuan modal usaha dalam bentuk alat dan bahan membatik senilai Rp5 juta.

Rumah Belajar Batik Semarang juga mengadakan kompetisi antarkelompok setiap triwulan untuk terus mengasah keterampilan batik, meningkatkan kreativitas, dan ilmu kewirausahaan. Pemenang kompetisi ini nantinya akan mendapat bantuan modal usaha senilai Rp10 juta.

Ketua Pengurus dan CEO Indika Foundation Azis Armand menuturkan gotong royong adalah budaya bangsa yang selalu dijunjung, termasuk dalam menggerakkan dan membangun perekonomian Indonesia dan membangun masyarakat. Setiap energi yang diproduksi di Indika Energy Group berjalan selaras dengan pembangunan masyarakat.

“Dan program ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian masyarakat sehingga akan berdampak positif pada ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas hidup,” pungkasnya.

Artikel Asli : https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/9K5502aK-industri-batik-perlu-didukung-untuk-tingkatkan-ekonomi?utm_source=desktop&utm_medium=terbaru&utm_campaign=WP

logo