Medcom.Id / Ilham wibowo / 28 Mei 2020, 17:50 WIB
Jakarta: Sektor pariwisata bisa kembali meningkatkan aktivitasnya dalam kenormalan baru setelah beberapa bulan terakhir terdampak pandemi covid-19. Tempat tujuan wisata wajib membuktikan diri dari sisi kebersihan, keamanan, dan kesehatan atau clean, safety, and healthy (CSH).
“Mesti buktikan CSH, destinasi itu mestinya berebut untuk membuat ada kesan CSH,” kata Founder and Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya kepada Medcom.id, Kamis, 28 Mei 2020.
Hermawan menyebut bahwa perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata sudah bisa untuk segera menyiapkan CSH tanpa perlu menunggu terlebih dahulu wabah selesai. Saat ini, penopang pariwisata di Bali paling siap untuk kembali menerima kedatangan wisatawan yang diawali dengan kehadiran turis domestik.
“Kalau Bali sudah CSH semua, Bali itu sebetulnya semua hotel sudah CSH sebelum ini, ada asuransinya dan segala macam. Kalau di luar Bali ini belum tentu karena revenue turis luar negri itu tidak mau kalua tidak ada CSH,” paparnya.
Implementasi CSH di destinasi wisata memegang peran penting sebagai protokol kesehatan agar masyarakat yang terlibat kembali produktif di tengah penanganan wabah. Saat ini, para pengusaha di sektor pariwisata tengah menantikan protokol kesehatan menjalankan kenormalan baru yang tengah dikaji pemerintah agar fase pertama bisa direalisasikan pada Juni 2020.
“Pengalaman saya naik kapal pesiar salaman itu tidak boleh dari dulu, tidak ada salaman. Mau masuk buffet perlu cuci tangan, kalau tidak ya tidak boleh masuk. Protokolnya yang sudah CSH itu sudah biasa di negara yang clean, makanya mereka datang ke tempat pariwisata, CSH harus ada,” ungkap pakar marketing ini.
Bisnis jasa pariwisata juga harus berubah dengan mengedepankan konsep nature, culture, dan local economy. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas pariwisata yang berkelanjutan usai penanganan covid-19 benar-benar berakhir.
“Misalnya hotel mesti disediakan juga tur meninjau desa, orang senang itu dan tidak mencari yang ramai ramai karena takut. Pantai pun harus bersih, itu nomor satu, safe, and healthy. Ada tempat cuci tangan yang banyak, bila perlu masker-masker disediakan buat yang lupa dan protocol dibuat,” tuturnya.
Mempersiapkan CSH, lanjut Hermawan, juga bisa dilakukan di tempat wisata yang sebelumnya belum pernah dikunjungi banyak turis domestik maupun mancanegara. Dampak positif, UKM lokal pun akan mendapatkan keuntungan tersendiri lantaran perubahan pada meningkatnya kualitas pengalaman berwisata.
“Ini kesempatan bagi daerah yang belum dikunjungi turis. Sabar, turis itu tetap akan datang tapi kalau tidak ada CSH ya tidak bisa. Perhatikan nature misalnya pantai diperbaiki dan dibersihkan, culture dikemas, makanan daerah juga ditonjolkan, kemudian ekonomi lokal. Turis itu akan kembali tapi dengan cara lain, it will never be the same again,” pungkasnya.