Berwisata Sambil Jalani Protokol Kesehatan Tak Kurangi Kesenangan

Sandiaga Dorong Pengembangan Wisata Religi dan Sejarah di Kawasan Danau Toba
June 11, 2021
Langkah Yang Perlu Dilakukan Apabila Terjadi KIPI
June 11, 2021

Kumparan.com / Red / 11 Juni 2021, 9:40 WIB

Pariwisata Indonesia terpuruk akibat pandemi COVID-19. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) PUN terus berupaya memulihkan sektor pariwisata, dengan meluncurkan beberapa program kebijakan.

Termasuk percepatan pembangunan kawasan 5 destinasi super prioritas di tanah air juga dilakukan, yaitu di Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Danau Toba.

Pengembangan 5 destinasi super prioritas dilakukan dari berbagai aspek, sesuai arahan Presiden Jokowi. Mulai dari akselerasi infrastruktur yang dikerjakan lintas sektor serta implementasi Cleanliness, Health, Safety, dan Environment (CHSE) di destinasi wisata.

Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Henky Manurung, meyakini sektor pariwisata akan kembali pulih. Menurutnya, masyarakat bisa kembali berwisata asalkan disiplin dan patuh protokol kesehatan.

“Ada keyakinan pertumbuhan di sektor pariwisata akan bisa kita capai. Sebagai contoh, secara aktual perekonomian di Yogyakarta sekarang tumbuh di angka 6 persen dan diikuti oleh pertumbuhan angka keterisian hotelnya juga. Dengan situasi sekarang ini sebenarnya masyarakat rindu untuk berwisata tetapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (11/6).

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Nunung Rusmiati, menjelaskan pihaknya mendukung langkah pemerintah yang mulai fokus memulihkan pariwisata.

“Dengan adanya dukungan pemerintah ini fokus kita di ASITA saat ini adalah mempromosikan destinasi wisata lokal atau domestik. Sebelumnya kita susah mempromosikan wisata ke 34 provinsi, namun dengan adanya 5 destinasi super prioritas nasional, memberikan ruang baru bagi promosi destinasi wisata domestik untuk warga Indonesia,” terangnya.

Nunung juga menilai Kemenparekraf sangat berusaha untuk menangani dampak COVID-19 ini di sektor pariwisata bersama asosiasi pengusaha lainnya.

“Mudah-mudahan dengan adanya stimulus yang digelontorkan pemerintah akan membangkitkan sektor pariwisata ini. Tidak sampai di situ, pemerintah juga terus memikirkan cara supaya stimulus yang diberikan ini efektif,” terang Nunung.

Pentingnya protokol kesehatan di tempat wisata juga diungkap dr. Ratih C. Sari, tenaga kesehatan yang juga pelaku perjalanan wisata. Menurutnya, penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata saat ini sudah sangat layak untuk diterapkan wisatawan. Seperti saat ia berkunjung ke Bali beberapa waktu lalu.

“Saya perhatikan saat berwisata ke Bali, dalam pelaksanaannya pemerintah sudah mendesain langkah untuk menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat saat berwisata,” ujarnya.

Hal tersebut menurut dr Ratih menambah perasaan aman bagi masyarakat. Sehingga mematuhi protokol kesehatan 3M, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak adalah kunci utama mengurangi risiko penularan corona di tempat wisata.

“Selama kita menjalankan protokol tersebut, sebenarnya tidak mengurangi kesenangan yang kita dapat dari kegiatan berwisata. Sehingga bisa kembali ke rumah dengan kondisi sehat,” tutupnya.

Saat ini, Kemenparekraf tengah meluncurkan program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang tahun ini jumlahnya sebesar Rp 60 miliar. Selain itu, Kemenparekraf juga tengah menggodok Dana Hibah Pariwisata jilid II di 2021 sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional.

Artikel Asli : https://kumparan.com/kumparannews/berwisata-sambil-jalani-protokol-kesehatan-tak-kurangi-kesenangan-1vv5UPN2Y1q/full

logo