‘Air Tiga Rasa’ Suburkan Wisata Kopi

Siaran Pers : Kemenparekraf Buka Pendaftaran Kompetisi Pitch Startup Nasional “HighPitch 2020” 
October 22, 2020
Panduan Protokol CHSE Penyelenggaraan Kegiatan (Event)
October 23, 2020

Japan Ngegas sebagai Role Model Agro Wisata

 

Suaramerdeka.com/ Prayitno/ 23 Oktober 2020, 08:48 WIB

DIREKTUR Java Legend Coffee Laboratorium and Education, Pati, Bagus Pristianto Thohari, menjelaskan tentang pelatihan di Hotel Graha Muria, Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Pelatihan digelar pihaknya secara teori maupun praktik tentang pengolahan pascapanen, penyeduhan, dan uji cita rasa.

“Menurut SCAI (lembaga kopi dunia Indonesia), model pelatihan yang kami lakukan ini adalah yang kali pertama di Indonesia. Pelatihan keahlian dalam pengelolaan kopi dalam satu paket, yakni dari hulu hingga hilir.”

Pendidikan di Gunung Muria beberapa waktu lalu itu, seakan mengingatkan jika dataran tinggi yang membentang di tiga kabupaten yakni Kudus, Pati, dan Jepara merupakan lahan yang ideal bagi kopi khususnya jenis robusta. Sebelumnya, bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, pihaknya telah melahirkan belasan barista di lereng Muria lewat pelatihan yang diadakan secara gratis.

Pihaknya kembali menyediakan kursi gratis lewat 12 instansi Pemkab Kudus, Jepara, serta Pati, guna pemajuan perkopian di Gunung Muria dalam pelatihan yang baru berlalu itu. Tidak hanya dikhususkan bagi peserta asal Makasar, Pasuruhan dan Nganjuk (Jawa Timur), Yogyakarta, Wonosobo, Temanggung, Grobogan, dan Kudus yang mendaftar langsung ke lembaganya.

“Saat praktik uji cita rasa, kami mencoba memanfaatkan juga air yang berasal dari Mata Air Tiga Rasa dalam penyeduhan kopi. Hasilnya mengejutkan, kopi yang diseduh dengan air dari Mata Air Tiga Rasa nilai cita rasanya jauh lebih tinggi,” tutur Bagus.

Nilai cita rasa kopi yang sama dan dalam satu proses roasting (goreng sangan), melampui yang diseduh dengan menggunakan air lain. Namun, dia tak hapal air tersebut persisnya yang berasal dari cekungan mata air yang mana.

Mata Air Tiga Rasa yang terdapat pada ketinggian 909 mdpl di Kompleks Makam Syezh Sadzali, Kawasan Rejenu, Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kudus, memang terdiri atas tiga cekungan yang masing-masing bergaris tengah tak lebih dari 50 Cm. “Kopi seduhan yang nilai cita rasanya paling tinggi itu, airnya berasal dari cekungan mata air yang nomor dua,” sebut Sri Widodo, pengurus Yayasan Makam Syezh Sadzali yang juga pengelola Kedai Kopi Ngipik, Japan, memastikan.

Daya Dukung Alam

Eksperimen yang dilakukan Bagus, seakan ‘’menyuburkan’’ tak hanya bagi sumber Air Tiga Rasa itu sendiri. Karena, juga mendorong citra kopi yang dihasilkan dari Japan berpeluang makin terdongkrak. Tak hanya memperkaya kisah mata air itu, yang selama ini dikenal luas memiliki rasa yang berbeda-beda antara cekungan yang satu dan lainnya.

Temuan itu disambut suka cita warga masyarakat Japan, yang tengah bersemangat mengembangkan kopi sebagai destinasi wisata. Antara lain sebagaimana dilakukan oleh Sekretaris Desa Japan, Supriyo, sedang membangun Jembangan Coffee & Resto berkonsep taman di kompleks rumahnya. Melengkapi yang sudah lebih dulu ada, yakni Moro-Miri Kafe & Resto serta Kedai Kopi Ngipik.

Pada sisi lain, telah ada 11 petani yang mengolah dan mengemas produknya hingga siap seduh. Pun anak muda yang kini telah mengantongi sertifikat sebagai barista ada empat orang, serta dua orang mengantongi keahlian pengolahan pascapanen.

Kepala Disbudpar Kudus, Bergas C Penanggungan, dalam beberapa kesempatan mendorong warga Japan untuk mengembangkan wisata agro. Kades Japan, Sigit berterus terang melihat ada harapan yang lebih baik jikalau potensi kopi dan hasil bumi lainnya hendak dikemas sebagai destinasi wisata.

Jadi, Kabid Pariwisata Disbudpar, Mutrikah, semakin memfokuskan pada wilayah di lereng Gunung Muria daya tarik wisata. ‘’Mulai dari kebunnya, saat musim panen, hingga kopi disajikan di kedai, bisa menjadi wisata edukasi, ekologi, serta kuliner,’’ ujarnya.

Desa Japan,tambahnya, memiliki potensi itu. Di samping juga jeruk pamelo, alpukat, pisang byar (tanduk), ubian-ubian, serta buah parijotho. Potensi hasil bumi tersebut, mendapat daya dukung kekuatan panorama alam.

Dari dataran tinggi Japan leluasa menikmati view sebagian Jepara bawah, Kudus, Pati (dari Juwana hingga Tayu). Khususnya di kawasan Banyu Kuning, terpampang pemandangan yang amat indah, yakni matahari terbit dan sinanya memantul pada Laut Jawa di daerah Tayu (Pati) dengan siluet perahu nelayan. Japan juga merupakan base camp dan trekk bagi pendaki yang hendak menggapai Puncak Argo Jembangan (Punuk Sapi). Pun pula, terdapat beberapa lokasi ideal untuk camping.

Artikel Asli : https://www.suaramerdeka.com/news/liputan-khusus/244765-air-tiga-rasa-suburkan-wisata-kopi

logo